Hadits ini mengandung pelajaran agar kita diam terhadap perkara syubhat dan meninggalkannya. Kalau sesuatu yang halal tentu akan mendatangkan ketenangan, sedangkan sesuatu yang syubhat mendatangkan keragu-raguan. Lihat Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:280. Bentuk wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang ragu-ragu lalu mengambil yang tidak
Karena mereka hanya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pemuda yang seperti inilah yang Allah banggakan dalam Al-Qur’anul Karim. Yaitu pemuda yang kuat di atas tauhid, mereka beriman kepada Allah, mereka hanya menghambakan diri kepada Allah, mereka hanya memurnikan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan kepada selain Allah
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363) Bahagia itu ternyata tidak harus punya segala hal, tapi bahagia itu adalah mensyukuri segala hal yang kita punya.
Ketiga: “Jika engkau makan dan tinggal di bumi Allah, dan tetap ingin bermaksiat, maka carilah tempat yang tidak terlihat oleh Allah”. maka penanya itupun berkata: “Ya Ibrahim, bagaimana caranya? Sedangkan Allah adalah Dzat yang bisa melihat sesuatu yang tersembunyi sekalipun.”. Ibrahim pun membalas :
.
meninggalkan sesuatu karena allah